Senin, 28 September 2015

Janji KISAH & Realita Janji

duduk ditempat yang sama,...
mulia menulisaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
kuliah beres banyak angan menuntun untuk berjalan mencari apa yang semua orang cari, tapi Hp saya bebbunyi dan kulihat "HAIII NAK PULANGLAH DULU, CARI ANGANMU DISINI SAJAH" Sebagai bentuk penghargaan pada kedua orang tua saya menuruti
setelah saya pulang,baru  beberapa hari...
esok itu saya dibangunkan oleh sosok ibu yang meneteskan airmata, hey nak mama sakit,mimi harus bagai mana ini.@^%$!*&^%
bergegas bangun dan tersadar bahwa sosok lelaki besar dan tangguh yang selama ini saya sebut mama, tergolek lemas, dan mengerang sebari memanggil saya.....
sepontan saya terkejut dan meneteskan air mata, bertanya tanya dalam benak saya apa yang harus saya lakukan ya ALLAH, apa ini ujian MU yang telah direncanakan..
doa dan harapan saya sembuhkanlah ayah saya ya ALLAH...1 hari, 1 minggu, 1 bulan, sampai saat itu saya mulai mengubur angan saya dan saya akan "SAYA AKAN SELALU ADA DISISNYA SAMPAI SEHAT, SEMBUH DAN MUNGKIN YANG TERBAIK buat kita semua"  dan tepatnya 23 April 2014 kira-kira pukul 17.00. tepat saya berada disisi beliau didamping Sosok ibu dan kaka perempuan. beliau pergi untuk selama-lamanya, saya ada dimulai awal dan akhiri kepergian beliau.
dalam sebuah janji pasti ada realita.
hampir 4 tahun saya berada disinih dan mulai mengenal kehidupan sekeliling yang sangat beragam dan memiliki arti masing-masing.
waktu yang sama pula saat harapan dan doa untuk kesembuhan serang ayah
hay setelah beliau pergi untuk selamanya menghadap ALLAH SWT, Saya mulai berfikir "APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN DAN KERJAKAN "
Karena selam ini saya hanya berharap beliau bisa berdiri dan tertawa bersama keluarga kcil yang mulai tersenyum
ketika melihat semuanya memakai toga dan berdampingan dengan orang yang disayangi,saya pun sama seperti itu
ketika di hari bahagia kaka-kaka saya "menikah" merekapun didampingi oleh sosok mama yang berada disamping, NAMUN saya gimana?
hanya bisa tersenyum dan mungkin ini jalan yang terbaik bagi saya. beliau selalu ada dalam hati dan tubuh ini......
berfikir apa yang harus saya lakukan dan saya kerjakan setelah mama pergi...
JANJI ANGAN & REALITA
Janji
sebelum beliau PULANG saya punya setidaknya sampai sekarang saya masih mengingatnya, mendaki gunung, mengelilingi pulau jawa
janji pertama yang saya akan kerjakan yaitu mendaki gunung, beliau tau hobi anaknya yang suka berpetualang.
bersyukurlah kalian yang masih mempunya keluarga yang komplit.
Ingat ini bukan bentuk keluhan,ini hanya sepenggal kisah anak di sebrang sana dan saya akan selalu menjaganya.
  • puncak Krakatau 2013


    • Puncak Gagal Ciremai 2005

    • Puncak Ciremai 2012

    • Puncak Papandayan 2013





    • Puncak Ciremai 2014 

    • Puncak Semeru & Bromo 2014



    • Puncak Cikurai 2014
    • Puncak Sumbing "HOBIT" 2015


     dan akirnya saya menginjakan kaki saya disana dan bersamaan dengan itu sebagian jaji saya sudah terlaksana naik gunung dan bekeliling pulau jawa Next tiggal berkeliling ke jawa bagian barat. begitu ada kesempatan saya akan menepatinya.

Minggu, 27 September 2015

Kisi-Kisi Pohon

KISI-KISI PEPOHONAN


X WAJIB
XI WAJIB
XI MINAT
Ilmu sejarah
Legenda dan folklor
Teori manusia purba dan alam semesta
Pembagian zaman

Kedatangan bangsa barat di Nusantara
Paham paham baru
Kebijakan dan kesepakatan bangsa barat dengan nnusantara atu indonesia
 pokok ajaran hindu
system kasta
kerajaan hindu-budha
penyebar ajaran agama dan kebudayaan hindu, budha, dan islam warisan kebudayaan islam


Selamat belajar dan jangan sampai masuk zona Dinas Pekerjaan Umum yang selalu merapikan pohon yang sudah termakan oleh zaman. berpikirlah kedepan, jangan peranah tinggalkan memori yang sudah dilalui. baca, BACA dan baca.
*silahkan berikan pendapatmu

Senin, 21 September 2015

Pejalan Kaki : PUNCAK HOBIT 3317 Mdpl Sumbing

Pejalan Kaki : PUNCAK HOBIT 3317 Mdpl Sumbing: ini keberadaan kami yang selalu merindukan akan keindahan sang pencipta dan alamnya jangal ambil sesuatu kecuali gambar jangan buru sesua...

PUNCAK HOBIT 3317 Mdpl Sumbing

ini keberadaan kami yang selalu merindukan akan keindahan sang pencipta dan alamnya
jangal ambil sesuatu kecuali gambar
jangan buru sesuatu selain waktu
jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak

Kamis, 12 Maret 2015

Jalur Selo Pendakian Merbabu

Jalur Selo Pendakian Merbabu


Jalur Selo adalah jalur favorit para pendaki dalam pendakian gunung Merbabu. Jalur Selo memiliki tingkat kesulitan yang medium dan cocok sekali untuk pendaki pemula. Pada jalur Selo ini pula pendaki akan mendapati pemandangan yang luar biasa seperti hutan, sabana rumput, bukit, kabut dan lain-lainnya.
Selo adalah nama sebuah desa di kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Desa Selo ini merupakan desa yang terletak di antara gunung Merbabu dan gunung Merapi. Sehingga desa ini bisa dibilang sebagai start-nya pendakian untuk gunung Merbabu dan juga gunung Merapi.
google earth peta gunung merbabu jalur pendakian
Kita bisa menuju ke desa Selo lewat Magelang ataupun Boyolali. Tips penting sebelum melakukan pendakian ke gunung Merbabu yakni tentukan jalur pendakiannya dulu kemudian cari tahu petunjuk untuk ke sana. Jika dari arah Yogyakarta maka biasanya paling mudah adalah lewat kota Muntilan. Para pendaki bisa naik angkutan umum atau sepeda motor atau mobil. Jika kamu bingung, kamu bisa tanyakan kepada orang saat di Muntilan atau di Boyolali arah menuju Selo. Atau gunakan teknologi di gadgetmu seperti GPS atau Google Maps.
BASECAMP SELO MERBABU
Jika sudah sampai di desa Selo carilah basecamp pendakian gunung Merbabu. Yang paling terkenal adalah basecamp Pak Parman dan ada lagi basecamp Pak Bari.
basecamp selo merbabu
Basecamp Pak Parman.
Yang kita lakukan di basecamp adalah menitipkan kendaraan dan mendaftar sebagai pendaki. Untuk parkir kendaraan motor Rp 3.000, mobil RP 10.000 dan tiket mendaki Rp 10.000/orang/hari (update 2015).
makan di basecamp merbabu selo
Nah, kita juga bisa memesan makanan saat di basecamp. Karna cuaca pasti dingin maka tentunya makanan yang berkuah dan panas cocok sekali deh. Nasi telur dan soto adalah menu utama. Untuk harga berkisar Rp 8.000 – Rp 15.000
Persiapan terakhir sebelum berangkat adalah cek perlengkapan mendaki dan cek juga kondisi kesehatan. Satu lagi jangan lupa berdoa sebelum memulai pendakian.
PETA JALUR PENDAKIAN SELO
PETA JALUR PENDAKIAN SELO
Peta jalur pendakian gunung Merbabu via Selo
MEMULAI PENDAKIAN
Basecamp – Pos I Dok Malang (2,5jam)
Konservasi gunung merbabu
200 meter pertama, setelah masuk gapura kita akan menemui plang peringatan seperti di atas.
huhtan pinus dan cemara selo merbabu
Trek pertama sebelum mencapai Pos 1 adalah hutan hijau yang dipenuhi pohon.
pos 1 selo merbabu
Sampailah di Pos 1. Rata-rata butuh 2-3jam untuk sampai ke Pos 1. Di sini kita bisa beristirahat sebentar dan menikmati pemandangan. Pemandangan di Pos 1 berupa semak-semak dan bukit.
Pos I – Pos II Tikungan Macan (30 menit)
BUKIT BUKIT DI GUNUNG MERBABU
Inilah Pos 2. Dari Pos 1 ke Pos 2 rata-rata hanya 30 menit saja. Nah di Pos 2 ini view-nya lebih luas dan lebih bagus. Kita bakal disuguhi bukit-bukit dan jalur tanjakkan yang ekstrim. Di sini kita bisa mendirikan tenda, tapi hal tersebut bukan opsi utama untuk bertenda karena kita masih di 20% perjalanan.
Pos II – Sabana I (2,5jam)
jalur menanjak selo merbabu
Setelah itu baru kita memulai perjalanan menanjak. Namun tenang saja karena di atas akan ada jalur yang datar.
sabana1 (1 of 1)
Yes. Sampai juga di Sabana 1. Rata-rata butuh waktu 2-2,5jam untuk sampai ke Sabana 1 dari Pos 2. Di sinilah tempat favorit kedua untuk mendirikan tenda. Pemandangan yang fantastis dan lahan yang datar cocok sekali untuk mendirikan tenda.
sabana1 tenda (1 of 1)
Dirikanlah tenda di dekat pepohonan supaya tenda kita tidak terkena angin gunung secara langsung dan juga supaya hangat.
Sabana I – Pos III Batu Tulis (1jam)
SABANA DI GUNUNG MERBABU (1 of 1)
Selanjutnya setelah Sabana 1 kita akan melewati Pos 3. Di sini juga favorit untuk mendirikan tenda. Mulai dari Pos 3 kita bakal disuguhi sabana rumput yang sangat indah. Rata-rata butuh 45 menit – 1jam dari Sabana 1 menuju Pos 3.
Pos III – Sabana II (30 menit)
sabana2 (1 of 1)
Sabana 2. Nah, ini dia favorit pertama untuk mendirikan tenda. Di sini tempatnya lebih luas dari Sabana 1 dan ada barisan pepohonan juga. Kita bisa lebih leluasa memilih tempat untuk mendirikan tenda. Di Sabana 2 ini pemandangannya indah sekali. Butuh 30 menit-45 menit dari Pos 3 menuju Sabana 2. Tips: jika kamu ingin berhasil melihat sunrise di puncak gunung Merbabu maka sebaiknya dirikan tenda di Sabana 2 karena nantinya kita hanya butuh 1-2jam lagi untuk menuju puncak Merbabu.
view merapi dari merbabu (1 of 1)
Selanjutnya kita akan melalui trek menanjak. Namun jangan khawatir karena saat kita berbalik badan “jreng, jreng!” kamu tidak akan menyesal. View gunung Merapi.
Sabana II – Puncak Kenteng Songo (1jam)
PUNCAK GUNUNG MERBABU (1 of 1)
Puncak Kenteng Songo 3.142 mdpl (puncak tertinggi Gunung Merbabu). Dibutuhkan sekitar 1jam lagi dari Sabana 2 untuk sampai puncak Kenteng Songo atau Trianggulasi.
Puncak Kenteng Songo – Puncak Syarif (30 menit)
puncak syarif gunung merbabu
Puncak Syarif 3.119 mdpl. Puncak Syarif berdekatan dengan Puncak Kenteng Songo/Trianggulasi.
Jika ditotal maka bisa kita kalkulasikan:
Basecamp – Pos I (2,5jam)
Pos I – Pos II (30 menit)
Pos II – Sabana I (2,5jam)
Sabana I – Pos III (1jam)
Pos III – Sabana II (30 menit)
Sabana II – Puncak Kenteng Songo (1jam)
Puncak Kenteng Songo – Puncak Syarif (30 menit)
TOTAL = 8 jam 30 menit perjalanan naik.
Nah, untuk waktu turun gunung biasanya lebih cepat daripada naiknya. Itunglah jika total naik adalah 8jam bisa kita ambil 50-40% menjadi hanya 4jam-6jam waktu yang dibutuhkan untuk turun kembali ke basecamp. (di luar istirahat dan bongkar tenda)
Untuk waktu memulai pendakian gunung Merbabu via Selo paling bagus adalah start dari basecamp pukul 10 pagi atau 1 siang. Bikin tenda bisa di Sabana 1. Jika ingin mengejar sunrise dirikan tenda di Sabana 2. Pagi hari pukul 3 atau 4 start untuk mendaki menuju puncak. Yang kedua adapula pendakian start di malam hari. Untuk malam hari paling bagus start mulai jam 7 malam.
GALERI VIA SELO
Pos II Merbabu Selo EDITED
Pos II Merbabu Selo
Sabana I Merbabu Selo EDITED
Sabana I Merbabu Selo
Sabana II Merbabu Selo EDITED
Sabana II Merbabu Selo
Puncak Kenteng Songo Merbabu buat tulisanips: Bawalah sesuatu atau tulislah sesuatu lalu foto bersama di puncak.
TIPS PENDAKIAN
  1. Pilihlah hari yang bagus untuk mendaki, usahakan jangan waktu hujan
  2. Latihan fisik seminggu sebelum hari H
  3. Persiapkan tim dan perlengkapan yang akan dibawa . Jangan lupa bawa sesuatu misal benda kesayangan atau tulisan untuk seseorang supaya bisa foto bareng saat di puncak
  4. Tim yang solid adalah 5-8 orang. Jika sedikit usahakan 3 orang (1 orang harus sudah pernah naik gunung)
  5. Jangan sepelekan keselamatan. Pakai sandal atau sepatu gunung dan jaket gunung. Bawa makanan dan air secukupnya jangan terlalu sedikit dan jangan terlalu banyak. Yang paling penting jangan melanggar peraturan dan jangan buang sampah di gunung
  6. Untuk pendakian Merbabu kita bisa naik pagi atau malam. Jika pagi bagusnya pukul 10-13. Jika malam 6-7
  7. Dirikan tenda di tempat yang datar dan usahakan diselimuti pohon atau semak supaya tidak terkena angin gunung langsung
  8. Jika ada anggota kelompok yang tidak bisa melanjutkan perjalanan sebaiknya ditemani. Atau jika sakit parah langsung beritahu dengan kelompok lain.
INFORMASI GUNUNG MERBABU
Nama: Gunung Merbabu
Ketinggian: 3.142 m (10.630 kaki)
Lokasi: Magelang (barat), Semarang (utara), Boyolali (timur) , Salatiga (Selatan), Jawa Tengah
Letusan terakhir: 1560 dan 1797
Pengelola: Taman Nasional Gunung Merbabu
Alamat: Jl. Merbabu no.136 Boyolali, Jawa Tengah – Indonesia
Phone : +62 276 3293341
Website: http://merbabunationalpark.org
email : info[at]merbabunationalpark.org
Spot alam: Hutan, Sabana, Bukit,
Sumber air: Ada di jalur Wekas (Pos 2)
Flora: Pinus merkusii, Puspa, Akasia, Soro, Cemara gunung, Edelweis jawa
Fauna: elang jawa, elang hitam, alap-alap sapi, elang-ular bido, ayam hutan, tekukur, gelatik batu, kijang, landak, musang luwak, monyet ekor-panjang, dan lain-lain.
Hutan: Hutan Dipterokarp Bukit, Hutan Dipterokarp Atas, Hutan Montane, dan hutan Ericaceous atau hutan gunung
Jalur pendakian:
  • Selo (dari Boyolali)
  • Kopeng (dari Salatiga)
  • Wekas (dari Magelang)
Puncak: puncak Syarif 3.119 mdpl, Puncak Kenteng Songo/Tianggulasi 3.142 mdpl
Puncak lain: Watugubuk, Watutulis, Gegersapi, Ondorante
Kawah: Candradimuko, kombang, rebab, Kendang, Sambernyowo
View gunung lain dari puncak: Gn. Merapi, Sumbing, Sindoro, Telomoyo, Ungaran, Lawu
Tarif daki: Rp 10.000/orang/hari (Jan 2015)
Mitos: Kerajan Jawa sangat besar terkubur di dalam Gunung Merapi dan gunung Merbabu yang berkaitan dengan kerajaan Mataram Kuno
Kismis (kisah misteri): Di gunung Merbabu ada yang namanya Pasar Setan konon adalah tempat jual-beli-nya makhluk halus
TRANSPORTASI
Selo dari Semarang-Solo
1. Bus Jurusan Semarang-Solo turun di kota boyolali.
2. Bus kecil dari Pasar Sapi Boyolali ke Cepogo/Selo.
3. Bus kecil dari Pasar Cepogo ke Selo.
Selo lewat Magelang
1. Bus jur Yogya – Semarang turun di Blabak (sebelum kota Magelang)
2. Angkot ke desa Sawangan disambung mobil bak sayuran ke jurusan Klakah, sambung lagi mobil sayuran ke Selo. Ada juga bus kecil jurusan magelang ke boyolali turun di Selo.
( Tidak disarankan lewat Magelang bila hendak menggunakan kendaraan umum kecuali carter mobil )
Selo dari Yogya-Solo
1. Bus jurusan Yogya-Solo turun di kota Kartasura.
2. Bus jurusan Solo-Semarang turun di terminal Boyolali.
3. Bus Kecil dari Pasar Sapi Boyolali ke Cepogo/Selo
4. Bus kecil dari Pasar Cepogo ke Selo.
REFERENSI
http://www.merbabu.com
http://papanpelangi.co
sumber
http://infopendaki.com/jalur-selo-pendakian-merbabu/ 

Jumat, 27 Februari 2015




DIKTAT-DIKTAAN
TEORI MASUKNYA ISLAM DI NUSANTARA

NO
DISARKAN DARI
ALASAN
PENDUKUNG TEORI
1.          
INDIA (Gujarat, Malabar, Coromandel, Bangal)
·      Kesamaan mazhab yaitu SYAFI’IY
·      Kesamaan batu nisan
·      Kemiripan sejumlah tradisi dan arsitektur india dengan nusantara
Ø Prof. Pijnappel
Ø C. Snouck Hurgronje
Ø S. Q. Fatimy
Ø J. P. Moquette
Ø R. A. Kern
Ø R. O. Winstedt
Ø J. Gonda
Ø B. J. O. Schrieke
2.          
ARAB ( Mesir dan Hadramaut “YAMAN”)
·      Berdasarkan Kesamaan mazhab Mesir dan Hadramaut “YAMAN” yaitu SYAFI’IY
Ø Crafurd
Ø Keyzer
Ø P. J. Veth
Ø Sayed Muhammad Naquib Al-Attas
3.          
PERSIA ( Kasan, Aburkukh dan Lorestan)
Berdasarkan asumsi adanya kesamaan pada sejumlah tradisi keagamaan antara persia dengan Indonesia seperti;
·      Peringatan Asyura atau 10 Muharram
·      Sistem mengeja huruf Arab dalam pengajaran Al-Quran khas persia untuk menyebut tanda bunyi harakat pada setiap  jabar  (vokal “a” atau fathah), per atau  zher ( vokal “i” atau kasrah), pes atau fyes ( vokal “u” atau dhammah)
·      Huruf sin tanpa gigi
·      Pemuliaan ahlul bait dari keluarga Ali Bin Abi Thalib dan sebagainya
Ø P. A. Hosein Djajadiningrat
Ø Robert N. Hasjmi
Ø Prof. Aboe Bakar Atjeh
Ø Ph. S. Van Ronkel

4.          
CINA
Berdasarkan pada asumsi adanya unsur kebudayaan Cina dalam sejumlah unsur kebudayaan Islam di Indonesia, terutama berdasarkan Kronik dari Klenteng Sampokong di Semarang
Ø Prof. Slamet Muljana
Ø H. J. De Graaf

Pengertian wali songo
            Kata “wali” berasal dari bahasa Arab yang artinya pembela, teman dekat, dan pemimpin. Dalam pemakaiannya wali biasanya di artikan sebagai orang yang dekat dengan Allah SWT.  Kata “songo” berasal dari bahasa Jawa yang artinya sembilan. Maka, Wali Songo secara umum diartikan sebagai sembilan wali yang dianggap telah dekat dengan Allah SWT. Bahkan ada yang mengartikan bahwa Wali Songo (9 orang waliyullah) adalah penyiar penting agama agama Islam di Jawa.
            Wali songo sangat berperan penting dalam penyebaran Islam di Indonesia khususnya di Jawa. Cara penyebaran Islam yang dilakukan oleh para wali songo sangat menarik. Mereka mampu menggunan metode-metode yang memudahkan ajaran Islam diterima oleh berbagai golongan maayarakat.
Strategi 5:3:1 adalah strategi pembagian wilayah geografis Wali Songo dalam menyebarkan agama islam di Pulau Jawa yaitu (Jawa Timur(5) : Jawa tengah(3) : Jawa Barat(1). Halini dipengaruhi oleh kuat atau tidaknya pengaruh kerajaan yang bercorak hindu-budha pada suatu daerah penyebaran ajaran Islam.
Jawa Timur mendapat perhatian besar dari para Wali. Di sini ditempatkan 5 Wall dengan pembagian teritorial dakwah yang berbeda. Maulana Malik Ibrahim, sebagai Wali perintis, mengambil wilayah dakwahnya di Gresik. Setelah wafat, wilayah ini diambil alih oleh Sunan Girl. Sunan Ampel mengambil posisi dakwahnya di Surabaya. Sunan Bonang sedikit ke utara di Tuban. Sedangkan Sunan Drajat di Sedayu. Berkumpulnya kelima Wali di Jawa Timur adalah karna kekuasaan politik saat itu berpusat di wilayah ini. Kerajaan Kediri di Kediri dan Majapahit di Mojokerto.
Di Jawa Tengah, para Wali mengambil posisi di Demak, Kudus dan Muria. Sasaran dakwah para Wali di Jawa Tengah tentu berbeda dengan yang di Jawa Timur. Di Jawa Tengah, dapat dikatakan bahwa pusat kekuasaan Hindu dan Budha sudah tidak berperan, tetapi realitas masyarakatnya masih banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu dan Budha. Sehingga dalam berdakwah, Wali Sanga di Jawa Tengah ini banyak menggunakan instrumen budaya lokal, seperti wayang, gong gamelan dan lain-lain, untuk dimodifikasi sesuai dengan ajaran Islam. Saat berlangsung aktivitas ketiga Wali tersebut, pusat kekuasaan politik dan ekonomi beralih ke Jawa Tengah, ditandai dengan runtuhnya Kerajaan Majapahit dan munculnya Kerajaan Demak, yang disusul kemudian dengan lahirnya Kerajaan Pajang dan Mataram II. Perubahan kondisi politik seperti ini, memungkinkan ketiga tempat tersebut mempunyai arti geostrategis yang menentukan.
Sedangkan di Jawa Barat, proses islamisasinya hanya ditangani oleh seorang Wali, yaitu Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Dengan pertimbangan saat itu penyebaran ajaran Islam di Indonesia Barat, terutama di Sumatera dapat dikatakan telah merata bila dibandingkan dengan kondisi Indonesia Timur. Adapun pemilihan kota Cirebon sebagai pusat aktivitas dakwah Sunan Gunung Jati, hal itu tidak bisa dilepaskan hubungannya dengan jalan perdagangan rempah-rempah sebagai komoditi yang berasal dari Indonesia Timur. Dan Cirebon merupakan merupakan pintu perdagangan yang mengarah ke Jawa Tengah, Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Oleh karna itu, pemilihan Cirebon dengan pertimbangan sosial politik dan ekonomi saat itu, mempunyai nilai geostrategis, geopolitik dan geoekonomi yang menentukan keberhasilan Islam selanjutnya.

Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia. Khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat “sembilan wali” ini lebih banyak disebut dibanding yang lain. Masing-masing tokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalam penyebaran Islam. Mulai dari Maulana Malik Ibrahim yang menempatkan diri sebagai “tabib” bagi Kerajaan Hindu Majapahit; Sunan Giri yang disebut para kolonialis sebagai “paus dari Timur” hingga Sunan Kalijaga yang mencipta karya kesenian dengan menggunakan nuansa yang dapat dipahami masyarakat Jawa -yakni nuansa Hindu dan Budha.

Biografi dan Sejarah Wali Songo
Dalam penyiaran Islam di Jawa, wali songo dianggap sebagai kepala kelompok dari sejumlah besar  mubalight Islam yang mengadakan di daerah-daerah yang belum memeluk agama Islam. Mereka adalah : Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati.
Untuk lebih mengenal Wali Songo, kepribadian dan ketinggian akhlaknya, di bawah ini akan diuraikan perjuangan dan bagaimana kajian dakwah yang di pakai oleh masing-masing dari kesembilan wali sogo tersebut sebagai berikut ini :
Sunan Gresik
Nama aslinya adalah Maulana Malik Ibrahim, wafat di Gresik, 12 Raiul awal 822/8 April 1419). Salah seorang dari wali songo yang di yakini sebagai pelopor penyebaran Islam di Jawa. Ia juga di kenal dengan nama Maulana Maghribi atau Syekh Maghrib, karena di duga berasal dari wilayah Maghribi, Afika Utara. Adapula yang mengenalnya sebagai Jumadil Kubra. Akan tetapi, masyarakat umum di Jawa lebih mengenalnya sebagai Sunan Gresik, karena tempat tinggal untuk menyiarkan agama Islam dan pemakamannya berada di daerah Gresik.
 Malik Ibrahim sudah belajar agama Islam sejak kecil, arena beliau dilahirkan dan di besarkan di tengah keluarga Muslim yang taat beragama. Setelah dewasa, beliau menikah dengan seorang putri bangsawan bernama Dewi Candrawulan, putri pertama Ratu Campa yang telah menganut agama Islam dan merupakan istri Brawijaya, raja Majapahit terakhir.
Ketika pertama kali beliau datang ke Jawa, pada mumnya masyarakat itu adalah pemeluk agama Hindu/Budha dan berada di bawah pemerintahan kerajaan Majapahit. Masyarakat menganut struktur social yang berkasata, yaitu kasta Sudra, kasta Waisya,bkasta Ksatria, dan kasata Brahmana.Sebelum menyiarkan agama Islam, beliau mendekati penduduk setempat untuk mengenal adat istiadatnya terlebih dahulu. Dengan cara itu, Islam mudah di terima oleh golongan yang menjadi sasaran penyebaran.
Metode dakwah yang beliau terapkan cukup unik dan tepat, yaitu dengan membuka warung untuk berjualan kebutuhan sehari-hari dengan harga murah, juga mengadakan pengobatan gratis. Beliau juga membangun msjid dan pondok pesantren di dusun Pesucian, sekitar 9 km utara Kota Gresikpada tahun 801  H/1392 M.
Beliau mencoba merangkul masyarakat bawah, yaitu kasta terendahdalam budaya Hindu. Metode ini ternyata berhasil, terbuktisedikit demi sedikit masjid yang di bangun beliau ramai di kunjungi warga yang sudah memeluk agama Islam. Dan Islam pun berkembang di pulau Jawa, bahkan di daerah-daerah Nusantara.

Sunan Ampel (Campa, Aceh, 1401-Ampel,Surabaya,1481)
Nama aslinya Raden Rahmat Istrinya adalah seorang putri Tuan yang bernama Nyai Ageng Manila. Dari pernikahan itu beliau mempunyai 4 orang anak, dan dua diantaranya aalah sunan yang tergabung dalam wali songo.
Sunan Ampel adalah penerus cita-cita dan perjuagan Maulana Malik Ibrahim. Beliau memulai aktivitasnya dengan mendirikan pesantren di Ampel Denta, Surabaya. Sehingga beliau dikenal dengan Pembina pondok pesantren pertama di Jawa Timur. Di pesantren inilah beliau mendidik para pemuda Islam untuk menjadi tenaga da’i yang akan di sebar keseluruh Jawa.
Sebagai seorang ulama yang giat berdakwah, Sunan Ampel mempunyai  ajaran yang terkenal dngan sebutan “molimo” . “Mo” berarti tidak mau, sedangkan limo adalah 5 perkara. Jadi, “molimo” adalah tidak mau melakukan 5 perkara yang terlarang. Kelima ajaran Sunan Ampel itu adalah:
1. Emoh Main, artinya tidak mau main judi
2. Emoh Ngumbi, artinya tidak mau minum-minuman yang memabukka.
3. Emoh Madat, artinya tidak mau mengisap candu atau ganja.
4. Emoh Maling, artinya tidak mau mencuri atau Kolusi.
5. Emoh Madon, artinya tidak mau main perempuan yang bukan isterinya (zina).
Menurut Babad Diponegoro, Sunan Ampel sangat berpengaruh dikalangan istana Majapahit. Kedekatan beliau tersebut memebuat penyebaran Islam di Daerah kekuasaan Majapahit, khususnya di pantai utara Pulau Jawa, tidak mendapat hambatan yang berarti, bahkan mendapat izin dari penguasa  kerajaan.
Sunan Ampel tercatat sebagai perancang kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa  dengan ibu Kota Bintoro, Demak. Beliaulah yang mengangkat Raden Fatah sebagai sultan pertama Demak, yang di pandang punya jasa paling besar dalam meletakkan peran politik umat Islam di Nusantara. Disamping itu, beliau juga ikut mendirikan Masjid Agung Demak pada tahun 1479.

Sunan Giri (Blambangan, pertengahan abad ke 15- Giri, 1506)
Nama aslinya  Raden Paku, dikenal juga dengan sebutan Prabu Satmata, kadang-kadang disebut juga dengan Sultan Abdul Fakih. Di kenal sebagai Sunan Giri, karena beliau, mendirikan pesantren di dekat sebuah gunung yaitu gunung giri dan berdakwah disana sampai akhir hayatnya dan dimakamkan disana. Beliau adalah putra dari Maulana Ishak (adik dari Maulana Ibrahim). Ibunya bernama Dewi Sekardadu dari Blambangan.
Raden Paku di angkat anak oleh seorang wanita kaya bernama Nyai Gede Maloka, Babad Tanah Jawa disebut Nyai Ageng Tandes. Beranjak dewasa Raden Paku belajar agama  di Pondok Pesantren Ampel Denta pimpinan Sunan Ampel. Di sana beliau menjadi teman akrab dengan putra Sunan Ampel yaitu Maulana Makdum Ibrahim.
Dalam perjalanan beliau ke haji bersama Sunan Bonang, mereka terlebih dahulu memperdalam ilmu pengetahuan di Pasai, yang ketika itu menjadi tempat berkembangnya  ilmu ketuhanan, keimanan, dan tasawuf. Di sinilah Raden Paku sampai pada tingkat ilmu laduni, sehingg gurunya menganugrahkan gelar ‘Ain al-Yaqin. Sebagai seorang ulama yang wara’,Sunan Giri sangat-sangat berhati-hati dalam memutuskan  masalah ubudiyah. Dalam masalah ini beliau berpegang teguh pada ajaran al-Qur’an dan Hadis. Bahkan beliau berpendapat “bahwa ibadah mau tidak mau harus sesuai dengan ajaran Nabi saw, tidak booleh di campur adukan  dengan adat istiadat yang bertolakk belakang dengan ajaran tauhid”. Pendapatnya itu dilandasi oleh firman Allah:
“Dan sembahlah Allah dan janganlah Kamu mempersekutukan-Nya…”(QS. An Nisa : 36)
            Sunan Giri terkenal sebagai pendidik yang berjiwa demokrasi, beliau mendidik anak-anak melalui berbagai permainan yang berjiwa agama, misalya jelungan, jamuran, gendi ferit, jor, gula ganti, cublak-cublak suweng, ilir-iilir, dan sebagainya. Beliau juga dipandang sebagai orang yang sangat berpengaruh terhadap jalannya roda Kesultanan Demak Bintiro (kesultanan demak)., sebab setiap kali muncul maalah penting yang harus diputuskan, wal yang lain selalu menantikan kepuutusan dan pertimbangannya.

Sunan Bonang (Ampel Denta, Surabaya, 1456-Tuban, 1525).
Sunan Bonang dikenal dengan nama Raden Maulana Makhdum Ibrahimm, atau Raden Ibrahim (Makhdum adalah gelar yang bisa di berikan kepada seorang ulama besar di India, dan berarti orang yang dihormati). Kemudian beliau menikah dengan Dewi Hiroh, beliau memperoleh seorang putri yang bernama Dewi Rukhil yang kemudian di persunting oleh Sunan Kudus.
Dalam kegiatan dakwahnya, beliau telah berhasil mengubah jalan Raden Syahid dari kesesatan kemudian beliau  membimbing Raden Syahid dalam masala keagamaan sehingga Raden Syahid menjadi seorang alim  yang kemudian dikenal dengan julukan Sunan Kalijaga. Kegiatan dakwah Sunan Bonang dipusatkan di sekitar Jawa Timur, terutama di daerah Tuban. Beliau mendirikan Masjid Sangkal Dhaha. Dalam aktivitas dakwahnya, beliau  beliau mengganti nama dewa-dewa dengan nama nai dan malaikat dalam Islam dengan maksud agar penganut agama Hindu dan Budha mudah diajak masuk agama Islam.
Mengingat orang-orang Hindu/Budha gemar memainkan seni gamelan Jawa, maka Sunan Bonang menambahi dengan instrumen Bonang. Lirik-lirik tembang yang diciptakannya sarat akan nilai-nilai ketuhanan. Tembang Tombo Ati adalah salah satu karya beliau yang fenomenal. Tembang itu dipopulrkan oleh Emha Ainun Najib sekitar tahun 1990, dan semakin populer setelah dinyanyikan dan diaransemen oleh Opick.
Ajaran Sunan Bonang berintikan filasafat cinta atau isyq. Menurutnnya, cinta sama dengan iman yaitu pengetahuan intutif (ma’rifat) dan kepatuhan kepada Allah SWT.
Ajaran tersebut di sampaikannya melalui media kesenian, dibantu murid utamanya, Sunan Kalijaga.
Sunan Bonang juga merupakan guru bagi Raden Fatah. Karena, beliau telah memberikan pendidikan Islam kepada putra raja Majapahit Prabu Brawija V tersebut, yang kemudian menjadi sultan pertama Demak. Catatan-catatan pendidikam tersebut dikenal dengan “Suluk Sunan Bonang” atau “Primbon Sunan Bonang”. Isu buku tersebut berbentuk prosa ala Jawa Tenagh, kalimatnya sangat banyak dipengaruhi bahasa Arab,dan sampai sekarang antara lain masih tersimpan di Universitas Laiden, Negeri Belanda.

Sunan Drajat (Ampel Denta, Surabaya , sekitar tahun 1470-Sedayu, Gresik, pertengahan abad ke-16).
Nama aslinya adalah Masih Munat atau Raden atau juga Syarifuddin. Beliau adalah putra Sunan Ampel yang kedua. Setelah menguasai pelajaran agama dari sang ayah, beliau hijrah kedesa Drajat di Lamongan, dan mendirikan padepokan santri Dalem Duwur, yang sekarang bernama desa Drajat. DI daerah inilah Sunan Drajat memusatkan dakwahnya, beliau juga memegang kendali kerajaan di wilayah perdikan Drajat.
Sebagai seorang ulama’, beliau mengajarkan sifat tawakal sebagai salah satu ajaran akhlaknya. Mengenai ajaran tawakal, beliau menyatakan bahwa “apa yang terjadi pada diri manusia memang sudah ditentukan oleh Allah Yang Maha Kuasa. Karena itu, manusia disamping harus menyerahkan nasib kepada Allah, dia juga harus tetap berusaha. Dengan bertawakal secara benar dan bersungguh-sungguh kebenaran janji Allah akan datang”. Hal itu sesuai firman Allah yang dikutip oleh Sunan Drajat:
“Barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya”. (QS. At-Talaq : 3).
Hal yang paling menonjol dalam dakwah Sunan Drajat adalah perhatiannya yang sangat serius pada masalah-masalah sosial. Beliau terkenal mempunyai jiwa sosial dan teman-teman dakahnya selalu berorientasi pada kegotongroyongan. Beliu selalu memberi pertolongan kepada umum, menyantuni anak yatim dan fakir miskin sebagai suatu proyek sosial yang dianjurkan agama lslam.
Karena keberhasilannya menyebarkan Islam dan menanggulangi kemiskinan, Sunan Drajat memperoleh gelar Sunan Mayang Madu dari Raden Fatah, Sultan Demak 1 tahun saka 1442 atau 1520 M.
Sunan Gunung Djati (Mekkah, 1448-Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat)
Nama aslinya adalah Syarif Hidayatullah. Beliaulah pendiri dinastri raja-raja Cirebon dan kemudian juga Banten. Nama lain dari Sunan Gunung Jati adalah Fatahillah atau Falatehan. Bahkan sumber lain menyebutkan tujuh nama bagiannya, yaitu: 1). Muhammad Nuruddin, 2). Syekh Nurullah, 3). Sayyid Kamil, 4). Bulkiyyah, 5). Syekh Azkurullah 6). Syarif Hidayatulllah, 7). Makdum Jati.
Sunan Gunung Jati adalah cucu raja Pajajaran, Prabu Siliwangi. Yaitu, putra dari Nyai Lara Santang (anak kedua raja Pajajaran) degan Maulana Sultan Mahmud (Syarif Abdullah), seorang bangsawan Arab yang berasal dari Bani hasyim. Pernikahan mereka terjadi ketika Nyai Lara Santang dan kakaknya Raden Walangsungsng pergi haji yang merupakan perintah guru mereka yaiu Syekh Datu Kahfi (Syekh Nurul Jati) di Gunung Ngamparan Jati.
Settelah dewasa, Syarif Hidayatullah memilih berdakwah ke tanah Jawa daripada menetap di tanah Arab. Beliau kemudian menemui Raden Walangsungsang yang sudah bergelar Pangeran Cakrabuana. Setelah pamannya itu wafat, beliau menggantikan kedudukan dan kemudian berhasil meningkatkan status  Cirebon  menjadi sebuah kesultanan. Beliau kemudian terkenal dengan dengan gelar Sunan Gunung Jati.
Menurut Purwaka Carunban Nagari, Sunan Gunnung Jati, sebagai salah seorang wali songo, mendapat penghormatan dari raja-raja lain di Jawa, seperti kerajaan Demak dan Pajang, karena kedudukannya sebagai raja dan ulama, beliau di beri gelar Raja Pandita. Beliauu mengembangkan agama Islam ke daerah daerahlain di Jawa Barat, seperti Majalengka, kuningan, kawli (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten. Beliau meletakkan dasar bagi pengembangan Islam dan perdagangan orang-orang Islam Banten pada tahun 1525 atau 1526. ketika beliau kembali ke Cirebon, Banten di serHKn kepada anaknya, sultan Maulana Hasanudin yang kemudian menurunkan raja-raja Banten.
Setelah Sunan Gunung Jati wafat, Cirebon mengalami pasang surut. Kendati demikian, peranan histories keagamaan yang dijalankannya tak pernah hilang.

Sunan Kudus (abad ke 15-Kudus, 1550)
Nama aslinya Ja’far Sadiq, tetapi sewaktu kecil dipanggil Raden Undung,. Kadang beliau dipanggil dengan Raden Amir Haji, sebab ketika menunaikan ibadah haji beliau bertindak sebagai pemimpi rombongan (amir).
Sunan Kudus adaah putra Raden Usman Haji, yang menyiarkan Islam di daerah Jipang Panoalan, Blora. Sedangkan Sunan Kudus sendiri menyiarakan agama Islam di daerah Kudus dan sekitarnya, dan beliau memiliki keahlian khusus dalam bidang ilmu agama, terutama dalam ilmu fiqih, ushul fiqh, tauhid, tafsir, serta logika. Oleh sebab itu, diantara wali songo yang lain, hanya beliaulah yang dijuluki al-‘alim (orang yang luas ilmunya).
Disamping menjadi juru dakwah, Sunan Kudus juga menjadi panglima perang Kesultanan Demak Bintoro yang tangguh, dan dipercaya untuk mengendalikan pemerintahan di daerah Kudus, sehigga beliau menjadi pemimpin pemerntahan sekaligus pemimpin aga,ma di daerah tersebut.
Pada tahun 986 H atau 1549 M, Sunan Kudus Menunaikan Haji. Saat itu pul beliau singgah ke Bait al-Maqdis (al-Quds) untuk memperdalam ilmu agama. Disana, beliau mendapat semacam amanat berbahasa Arab yang tertulis di atas batu. Inti pesan itu adalah menyuruh Sunan Kudus mendirikan masjid dan menanamkan syiar Islamnya dengan nama Kudus, bila beliau kembali ke pulau Jawa. Dan akhirnya terciptalah Masjid Manara dan daerah bernama Kudus. Hingga kini pesan yang dituliskan Arab di atas batu tersebmasih tersimpan di mihrab.
Seperti sunan yang llainnya, dalam menyiarkan Islam Sunan Kudus tidak menghilangkan ciri atau budaya Hindu. Bahkan sampai sekarang di daerah Kudus ada pelarangan untuk menyembelih sapi. Hal itu merupakan sebuah penghormatan Sunan Kudus terhadap masyarakat yang mayoritas memeluk agama Hindu.
Selain sebagai mubaligh, beliau juga dikenal sebagai pujanga mengarang cerita-cerita bernafaskan Islam, sebagai  pendukungan dalam melaksanakan dakwahnya. Karangan cerita beliau yang palig terkenal adalah  Gending Maskumambang dan Mijil.

Sunan Kalijaga (akkhir abad ke-14 pertengahan abad ke-15)
Nama Kalijaga konon berasal dari rangkaian bahassa Arab “qodi zaka” yang berarti pelaksana dan membersihkan. Qadizaka yang kemudian menurut lidah dan ejaan menjadi Kalijaga berarti pemimpin atau pelaksana yang menegakkan kebersihan dan kesucian. Nama kecilnya adalah Raden Mas Syaid atau sa’id putra Walitika adipati Tuuban, dan kadang-kadang dijuluki Syekh Malaya.
Salah satu sifat yang menonjol dari Raden Mas Syahid kecil adalah sifat welas asih (kasih sayang). Sikap kasih sayang tersebut terutama ditunjukan kepada rakyat kecil yang banyak menderita. Bahkan pada masa remajanya perasaan kasih sayang tersebut diwujudkan secara berlebihan.
Daerah dakwah Sunan Kalijaga tidak terbatas, bahkan sebagai mubaligh beliau berkeliling dari satu daerah ke daerah lain. Karena system dakwahnya yang intelek dan actual, maka para bangsawan dan cendikiawan sangat simpati terhadapnya, demikian juga lapisan masyarakat awam, bahkan pengsaha.
Dunsn Kalijaga yang berasal dari lingkungan keraton Majapahit menyebarkan Islam dengan memanfaatkan sarana wayang yang digemari masyarakat pedalaman Jawa. Salah satu contohnya adalah Wayang Purwa. Pengetahuan dibidang seni melatar belakangi pendekatan kebudayaan yang digunakannya dalam menyebarkan agama Islam.
Dalam menjalankan dakwahnya, Sunan Kalijaga tidak membangun pesantren sepert yang dilakukan oleh para wali lainnya. Beliau lebih cenderung dengan berkelana dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya. Dalam metode dakwahnya, kepercayaan da adat istiadat setempat tidak ditentan begitu saja, bahkan beliau jadikan sebagai sarana dakwah.

Sunan Muria (abad ke-15- abad ke-16)
Nama aslinya Raden Umar Said atau Raden Said, sedangkan nama kecilnya adalah Raden Prawoto, namun beliau lebih terkenal dengan nama Sunan Muria karena pusat kegiatan dakwahnya dan makamnya terletak di gunung Muria (18 km di sebelah utara kota Kudus sekarang).
Ciri khas Sunan Muria dalam upaya menyiarkan agama Islam adalah menjadikan desa-desa terpencil sebagai tempat dakwahnya. Beliau lebih suka menyendiri dan bertempat tinggal di desa dan bergaul dengan rakyat iasa.
Beliau mendidik rakyat di sekitar gunung Muria. Cara yag ditempuhnya dalam menyiarkan agama Islam adalah dengan mengadakan kursus-kursus bagi bagi kaum pedagang, para nelayan dan rakyat biasa. Beliau juga banyak menggunakan metode pendekatan kebudayaan yang bertujuan untuk menarik rakyat golongan bawah masuk Islam. Misalnya, dengan menggunakan pertunjukan kesenian yang digemari masyarakat setempat.
Sunan Muria juga terkenal sebagai pendukung setia Kesultanan Demak Bintiro dan berperan serta dalam mendirika masjid Demak. Dalam rangka dakwah melalui budaya, beliau menciptakan tembang  dakwah Sinom dan Kinanti. Sinom adalah sejenis tembang Jawa yang pada umumnya menampilkan suasana yang dapat menyentuh hati. Sedangkan kinanti pada umumnya berisi tentang syair-syair yang bersuasana senang, gembira, penuh kasih sayang dan rasa cinta.

Kajian Dakwah wali Songo
Pada dasarnya metode dakwah wali songo awalnya terdapat dua macam, yaitu : mengislamisasikan adat dan murni menurut Islam. Dari kedua metode tersebut tidak dipraktekkan sekaligus secara bersamaan. Karena, tidak semua daerah tempat para wali songo berdakwah dapat dapat menerima metode tersebut. Ada yang hanya dapat menerima salah-satunya saja.
Kebanyakan para sunan terlebih dahulu menggunakan metode yang pertama, yaitu mengislamisasikan adat. Maksudnya, para sunan menggunakan adat dan kepercayaan yang dianut maayarakat setempat sebagai alat dakwah mereka. Dengan demikian, metode yang kedua dapat digunakan setelah metode yan pertama berhasil.
Dan telah dijelaskan bahwa pulau Jawa yang merupakan pusat mereka berdakwah, masyarakatnya mayoritasberagama Hindu/Budha. Dengan demikian tidaklahefektif bila langsung menggunakan metofe kedua, yaitu murni menurut Islam. Janganka diterima dengan tangan terbuka, masyarakat bisa saja menolak mentah-mentah dengan mengusir bahkan bisa saja membunuh sunan yang akan berdakwah di daerah tersebut. Karena mereka merasa terganggu akan kehadiran sunan yang secara tiba-tiba menyatakan bahwa agama yang mereka anut adalah sesat.
Melihat dari sejarahnya, metode yang digunakan dalam menyebarkan agama Islam oleh wali songo disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah yang akan dijadikan  tempat mereka berdakwah. Dan seperti yang telah dijelaskan di atas, para wali tidak menghilangkan adat mereka. Akan tetapi, mengubah adat mereka menjadi adat dengan nuansa Islam.

Kesimpulan
Dari penjelasan dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, Agama Islam mulai dikenal banyak oleh bangsa Indonesia karena adanya semangat dakwah yang tinggi dari sembilan wali atau yang terkenal dengan sebutan wali songo dalam menyebarkan agama Islam. Wali Songo itu sendiri adalah 9 ulama’ yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Mereka adalah :
1.   Sunan Gresik, nama aslinya Maulana Malik Ibrohim.Wafat pada tanggal 12   Rabiul awal 822/8 April 1481. kajian dakwahnya denga berdagang.
2.   Sunan Ampel, nama aslinya Raden Rahmat. Lahir di Campa, Aceh th 1401 dan wafat di Ampe, Surabaya h 1481. kajian dakwahnya berawal dengan membangun pesantren.
3.   Sunan Bonang, dikenal dengan nama Raden Maulana Makhdum Ibrahimm, atau Raden Ibrahim (Makhdum adalah gelar yang bisa di berikan kepada seorang ulama besar di India, dan berarti orang yang dihormati).
4.   Sunan Giri, nama aslinya Raden Paku. Lahir di Blambangan pada pertengahan abad ke-15 dan wafat di Giri th 1506. kajian dakwahnya bersisfat permainan yang berjiwa agama.
5.   Sunan Bonang, nama aslinya Raden Maulaa Makhdum Ibrahim. Lahir di Aampel Denta, surabaya th 1464 dan wafat di Tuban pada th 1525. Kajian dakwahnya dengan jalan seni.
6.   Sunan Drajat, nama aslinya Masih Munat. Lahir di Ampel Denta, Surabaya sekitar tahun 1470 dan wafat di Sedayu, Gresik pertengahan abad ke-16. kajian dakwahnya bersifat sosial.
7.   Sunan Gunung Jati, nama aslinaya Syarif Hidayatullah. Lahir di Mekkah pada th 1448 dan wafat di Gunng Jati, Cirebon, Jawa Barat th 1570. Kajian dan dakwahnya dengan politi dan sosial.
8.   Sunan Muria, nama aslinya Umar Said atau Raden Sahid. Lahir pada abad ke-15 dan wafat pada abad ke-16. Kajian dakwahnya dengan mengadakan kursus-kursus bagi kaum pedagang, para nelayan, dan rakyat biasa.
9.   Sunan Kudus, nama aslinya Ja’far Sadiq. Lahir pada ke-15 dan wafat di Kudus th 1550. kajian dakwahnya dengan pendekatan kultural, yaitu menciptakan berbagai cerita keagamaan.